Tablet Kuno Dikembalikan: AS Mengembalikan Tablet Epik Gilgames Berusia 3.500 Tahun ke Irak

Amerika Serikat telah mengembalikan sepotong sejarah kuno yang tak ternilai ke Irak – sebuah tablet yang berisi sebagian dari Epic of Gilgamesh yang terkenal, yang dianggap sebagai salah satu karya sastra paling awal yang dikenal umat manusia. Prasasti tersebut, yang diperkirakan berusia sekitar 3.500 tahun, dipulangkan ke Irak dalam sebuah upacara yang diadakan di Kedutaan Besar Irak di Washington D.C. pada [Tanggal]. Peristiwa penting ini menandai tonggak penting dalam upaya berkelanjutan untuk memulihkan dan melestarikan warisan budaya Irak yang telah dijarah atau diselundupkan ke luar negeri selama masa konflik dan kekacauan. Mau jalan jalan ke Amerika Serikat tetapi belum ada uangnya??? Tenang saja putarkan uang anda di Okeplay777 dan kumpulkan modalnya segera.

slot online, rtp gacor

Epic of Gilgamesh adalah puisi epik Mesopotamia kuno yang berasal dari milenium ketiga SM. Ini adalah salah satu karya sastra tertua yang masih ada dan secara luas dianggap sebagai mahakarya sastra dunia. Epik tersebut menceritakan kisah Gilgamesh, raja legendaris Uruk, dan pencariannya akan keabadian, serta petualangan dan pertempurannya dengan berbagai makhluk mitologis. Kisah ini ditorehkan pada banyak loh tanah liat yang ditemukan di reruntuhan kota-kota Mesopotamia kuno, seperti Niniwe, Ur, dan Babilonia.

Tablet yang dikembalikan ke Irak oleh Amerika Serikat adalah bagian dari epos Gilgamesh dan dikenal sebagai Tablet V. Ukurannya kira-kira 6 kali 5 inci dan berisi 20 baris tulisan paku dalam bahasa Akkadia, yang merupakan bahasa dominan di Irak. Timur Dekat kuno selama waktu itu. Tablet tersebut diyakini telah dijarah dari Irak pada awal 1990-an dan kemudian diakuisisi oleh seorang kolektor pribadi di Amerika Serikat. Itu akhirnya diidentifikasi sebagai artefak budaya yang dicuri dan disita oleh otoritas AS pada tahun 2019.

Pengembalian prasasti Gilgamesh ke Irak merupakan perkembangan yang signifikan dalam upaya memulangkan warisan budaya yang dijarah atau dicuri ke negara asalnya. Irak, dengan kekayaan sejarah dan warisan budayanya, sangat terpengaruh oleh penjarahan dan perdagangan barang antik ilegal selama masa konflik, termasuk Perang Teluk pada 1990-an dan ketidakstabilan berikutnya di wilayah tersebut. Banyak artefak berharga, termasuk manuskrip kuno, patung, dan harta karun arkeologi lainnya, telah dijarah atau diselundupkan keluar Irak dan dijual di pasar gelap internasional.

Pengembalian tablet Gilgamesh adalah hasil kerja sama yang erat antara pemerintah AS dan Irak, serta upaya berbagai lembaga penegak hukum, seperti Departemen Keamanan Dalam Negeri, Biro Investigasi Federal (FBI), dan AS. Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP). Tablet tersebut diidentifikasi sebagai artefak budaya yang dicuri selama penyelidikan oleh CBP, dan kemudian disita dan disita oleh pemerintah AS. Setelah proses hukum, tablet itu akhirnya dikembalikan ke Irak, tempat yang seharusnya.

Pemulangan prasasti Gilgamesh memiliki kepentingan budaya dan sejarah yang signifikan bagi Irak. Tablet itu bukan hanya artefak yang berharga, tetapi juga merupakan bagian penting dari sejarah dan warisan kuno Irak. Epik Gilgamesh adalah bukti kreativitas, kebijaksanaan, dan pencapaian intelektual peradaban Mesopotamia kuno, yang meletakkan dasar bagi banyak aspek peradaban manusia modern, termasuk sastra, hukum, seni, dan agama. Pengembalian tablet ke Irak adalah simbol warisan budaya negara yang kaya dan langkah untuk menjaga warisannya untuk generasi mendatang. Selain signifikansi budaya, kembalinya prasasti Gilgames juga menyoroti pentingnya kerja sama internasional dalam melindungi dan melestarikan warisan budaya dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *